Lisan yang Bermanfaat. Etika Berbicara
By wulann - Maret 12, 2020
Hallo semuanya...
Apa kabar kalian? semoga selalu diliputi kebahagiaan, ketentraman dan juga semangat untuk menjalani hidup sehari-hari ya aamiin.
Hari ini saya ingin membahas tentang lisan.
Lisan menurut KBBI adalah kata-kata yang diucapkan.
Ketika kita berbicara dan mengutarakan apa yang kita inginkan sudah termasuk lisan.
Saya jadi teringat pengalaman tidak mengenakan kemarin. Sewaktu saya kerja, ada yang ingin menukar uang receh dengan uang besar. Padahal waktu itu kasir dan uang didompet gak ada uang 100.000 utuh. Soalnya sore. Kalau sore uang penghasilannya dah diambil semua sama pemilik rumah makan dan yang ditinggal hanya uang recehan buat kembalian. Saya minta maaf dengan baik-baik.
"Maaf pak uangnya ga ada yang gede semuanya receh"
Lalu apa yang dikatakan orang itu. Dia marah-marah sambil bentak.
Dia ngomong "Kamu bego ya.. pelit kamu tuh"
Saya langsung kaget dan balik kesel sama dia.
Langsung saya bilang saja ke dia "Pak kalau ngomong di jaga"
Dia langsung keluar, sambil marah-marah.
Memang menjaga lisan itu susah. Kadang apa yang kita harapkan suka malah gak kejadian. Sampai akhirnya kita kecewa dan ngomongnya sembarangan.
Satu lagi yang mungkin menjadi kebiasaan anak jaman sekarang yang gak boleh banget diterusin. Pada tahu kan? Ya ngomong "Njir, Njing, Ngen**t,dll" . Anak jaman sekarang kaya ngomongnya lebih gampang aja gitu. Kesel dikit ngomong njiir... Atau ngomong sama temen-temennya "Eh njiing.." Walaupun kita tau cuma bercanda, ada baiknya untuk ngomong lebih kekontrol. Tanpa mengeluarkan kata-kata itu bisa kan?
Oke lanjut deh. Aku punya artikel menarik tentang Lisan yang Bermanfaat.
Hayuk mari membaca. Semoga bermanfaat.
Apa kabar kalian? semoga selalu diliputi kebahagiaan, ketentraman dan juga semangat untuk menjalani hidup sehari-hari ya aamiin.
Lisan menurut KBBI adalah kata-kata yang diucapkan.
Ketika kita berbicara dan mengutarakan apa yang kita inginkan sudah termasuk lisan.
"Maaf pak uangnya ga ada yang gede semuanya receh"
Lalu apa yang dikatakan orang itu. Dia marah-marah sambil bentak.
Dia ngomong "Kamu bego ya.. pelit kamu tuh"
Saya langsung kaget dan balik kesel sama dia.
Langsung saya bilang saja ke dia "Pak kalau ngomong di jaga"
Dia langsung keluar, sambil marah-marah.
Memang menjaga lisan itu susah. Kadang apa yang kita harapkan suka malah gak kejadian. Sampai akhirnya kita kecewa dan ngomongnya sembarangan.
Satu lagi yang mungkin menjadi kebiasaan anak jaman sekarang yang gak boleh banget diterusin. Pada tahu kan? Ya ngomong "Njir, Njing, Ngen**t,dll" . Anak jaman sekarang kaya ngomongnya lebih gampang aja gitu. Kesel dikit ngomong njiir... Atau ngomong sama temen-temennya "Eh njiing.." Walaupun kita tau cuma bercanda, ada baiknya untuk ngomong lebih kekontrol. Tanpa mengeluarkan kata-kata itu bisa kan?
Oke lanjut deh. Aku punya artikel menarik tentang Lisan yang Bermanfaat.
Hayuk mari membaca. Semoga bermanfaat.
Lisan yang Bermanfaat
Pernahkah berjumpa dengan seseorang yang gaya bicaranya begitu menggebu dan dramatis? Ya! sebagian temanmu mungkin sering berbicara dengan penuh semangat dan antusias. Dengan kata lain Heboooh. . Akan tetapi, kamu juga mungkin sering bertemu dengan orang yang berbiara dengan tenang, apa adanya, serta lurus dan bersih sensasi.
Kalau kita mau berpikir lebih dalam, sebenarnya sudah menjadi sunnatullah bahwa segala sesuatu yang melampaui batas akan berkurang nilai kebaikannya. Dengan kata lain, apa pun yang berlebihan, bisa jadi malah membawa kerugian. Makan, minum, tidur, bekerja, atau apa saja-- termasuk berbicara -- niscaya akan menimbulkan masalah.
Oleh karena itu, jika kita kurang bersungguh-sungguh dalam mengendalikan diri ketika berbicara , mungkin ada orang lain yang terluka. Sehingga ucapan kita akan menjadi dosa dan membuat kita selalu merasa bersalah.
Lalu bagaimana kita berbicara agar tidak melukai orang lain?
Etika Berbiara
1. Berkata Baik atau Diam
Hati-hati dan pikirkan dulu sebelum berkata-kata. Setelah direnungkan bawa-bahwa kata-kata itu baik, barulah sampaikan. Sebaliknya apabila kata-kata yang ingin diucapkan tidak baik dan akan menimbulan fitnah/kejelekan lebih baik menahan diri, bahkan kalau bisa diam.
2. Bicara Efektif
Berbicara dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu lembut. Sampaikan dengan jelas dan dapat dipahami oleh semua orang serta tidak dibuat-buat dan terlalu dipaksakan. Tidak perlu menggunakan kata-kata orang asing yang mungkin sulit dipahami lawan bicara hanya untuk terlihat keren. Rendahkan suara ketika berbicara dan jangan meninggikan suara, apalagi berteriak dan membentak. Dalam pergaulan sosial orang yang melakukan hal ini sangat dibenci
3. Berbicara Efisien
Orang yang senang berbicara lama-lama akan sulit mengendalikan diri dari kesalahan. Kata-kata yang meluncur bak air mengalir akan menghayutkan apa saja yang diterjangnya, dengan tak terasa meluncurkan kata-kata yang baik dan juga buruk.
4. Jangan Membicarakan Segala Hal yang Didengar
Kita hidup ditengah-tengah manusia yang bermacam-macam. Oleh karena itu tidak semua perkataan yang disampaikan itu benar, mungkin juga ada yang buruk bahkan dusta. Jadi tidak semua yang kamu dengar bisa kamu sampaikan ke orang lain. Lebih baik menari tahu kebenarannya dulu dan melihat nilai kebaikan jika kita mengutarakannya.
5. Jangan Mengutuk, Berkata Kasar dan Kotor
Mengutuk dan sumpah serapah dalam kehidupan modern yang serba materialistis sekarang ini menjadi hal yang dianggap biasa. Seorang yang sempurna akhlaknya adalah orang yang paling jauh dari kata-kata kotor, kutukan, sumpah serapah, dan kata-kata keji lainnya. Hindari perkataan kasar, keras, dan ucapan yang menyakitkan perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya., karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan, dan pertentangan. Jauhi sikap mengejek, memperolok-olok, dan memandang rendah orang lain.
6. Jangan Senang Berdebat Meski Benar
Saat ini perdebatan menjadi hal yang lumrah, bahkan digalakkan. Pada kasus-kasus tertentu, menjelaskan argumentasi untuk menerangkan kebenaran yang berdasarkan ilmu dan keyakinan memang diperlukan dan berguna. Akan tetapi, debat yang dilakukan hanya untuk menjatuhkan maupun mencapai kepuasan sendiri, tentu tidak berguna.
7. Dilarang Berdusta Meskipun Membuat Orang Tertawa
Dunia hiburan (entertainment) menjadi dunia yang digandrungi oleh sebagian besar umat manusia. Salah satu jenis hiburan yang digandrungi orang untuk melepas stres dan beban hidup yang berat adalah lawak. Dengan suguhan lawak ini orang menjadi tertawa terbahak-bahak, padahal didalamnya dicampur baur antara kebenaran dan kedustaan. Seperti memaksa diri dengan mengarang cerita bohong agar orang tertawa. Mereka inilah yang mendapat ancaman melalui lisan Rasulullah saw dengan sabda Beliau, "Celakalah ornag-orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang-orang tertawa. Celakalah dia, dan celakalah dia!" (HR Abu Daud, dihasankan oleh Al-Albani).
8. Tidak Memonopoli dan Menyela Lawan Bicara
Hal yang seringkali dilakukan tanpa disengaja. Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Hindari sikap memaksakan diri, dengakan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya., juga tidak menganggap rendah pendapatnya.
Nah kalau kita berusaha untuk melakukan etika yang baik saat berbicara kita bisa hidup dengan elegan dan membuat orang lain bahagia. Jadi hidup kita bisa lebih tentram deh. Selamat untuk dipraktikan yaa
Sumber:
Judul: 99 Ideas for happy teens
Pengarang: Deny Riana
Penerbit ZIP book, tahun 2007
0 komentar